JAKARTA - Industri logistik nasional sedang berada di titik penting dalam perjalanannya.
Perubahan besar dalam perilaku konsumen yang menginginkan layanan serba cepat, meningkatnya transaksi e-commerce, hingga tuntutan global akan efisiensi rantai pasok, membuat sektor ini tidak bisa lagi berjalan dengan cara lama.
Semua pihak, baik pelaku industri, regulator, maupun penyedia teknologi, perlu beradaptasi dengan strategi baru yang lebih cerdas, cepat, dan aman.
Menjawab kebutuhan tersebut, CBNCloud bekerja sama dengan Asosiasi Logistik Digital Economy Indonesia (ALDEI) menyelenggarakan forum industri bertajuk CBNCloud Connect.
Acara ini mengusung tema “From AI to Delivery: Predict Smarter, Operate Faster, Scale Securely”. Forum tersebut menjadi ruang penting bagi para pemimpin logistik, regulator, dan pakar teknologi untuk merumuskan arah transformasi logistik Indonesia ke depan.
Ketua Umum ALDEI, Imam Sedayu, menekankan bahwa logistik masa kini tidak lagi sekadar memindahkan barang dari satu titik ke titik lainnya. Menurutnya, kecepatan, ketepatan, efisiensi, dan keberlanjutan adalah kunci utama untuk memenangkan persaingan di era digital.
“AI dan cloud bukan sekadar alat bantu, tetapi penggerak utama untuk membangun ekosistem logistik yang tangguh dan berdaya saing,” ujar Imam.
Hal senada juga diungkapkan Chief Operating Officer CBNCloud, Hery Sentosa. Ia menegaskan bahwa forum ini dirancang bukan hanya untuk berdiskusi, tetapi juga mendorong aksi nyata. “CBNCloud Connect kami desain untuk menjadi forum yang mendorong adopsi teknologi cerdas secara menyeluruh.
Transformasi digital tidak dapat berjalan sendirian, dibutuhkan sinergi erat antara pemerintah, asosiasi, pelaku industri, dan penyedia teknologi. Tujuannya jelas: membangun operasional logistik yang lebih pintar, cepat, dan aman,” jelasnya.
Tiga Pilar Transformasi Logistik Indonesia
Diskusi dalam forum CBNCloud Connect mengerucut pada tiga pilar utama yang menjadi fondasi transformasi logistik di Indonesia, yaitu administrasi berbasis AI, prediksi permintaan yang lebih cerdas, serta keamanan cloud untuk menjaga keberlanjutan bisnis.
1. Administrasi Logistik dengan AI
Hambatan dalam administrasi logistik kerap memperlambat pergerakan barang. Untuk mengatasi hal ini, Kementerian Komunikasi dan Digital (KOMDIGI) berperan penting dalam memanfaatkan kecerdasan buatan.
Gunawan Hutagalung dari KOMDIGI menegaskan bahwa AI mampu memangkas waktu dan biaya dalam proses perizinan maupun pelaporan.
Dengan dukungan ALDEI, regulasi pun diarahkan agar lebih adaptif, sehingga teknologi ini bisa diadopsi dengan aman, bahkan oleh pelaku UMKM yang ingin meningkatkan daya saingnya.
2. Prediksi Permintaan yang Lebih Cerdas
Sesi kedua membahas bagaimana AI mampu mengubah pola kerja perusahaan logistik dalam memprediksi kebutuhan dan mengelola kapasitas.
Kemas Farosi dari EDTS menjelaskan bahwa sistem proyeksi berbasis AI dapat memperkirakan permintaan secara lebih akurat.
Ditambah dengan algoritma pengoptimalan rute, perusahaan bisa memangkas waktu tempuh sekaligus menekan biaya operasional. Dengan cara ini, efisiensi dapat tercapai tanpa mengorbankan kualitas layanan kepada pelanggan.
3. Keamanan Cloud untuk Bisnis Berkelanjutan
Selain kecepatan dan ketepatan, keberlanjutan juga menjadi perhatian utama. Dalam forum ini, sesi terakhir menekankan pentingnya keamanan siber melalui penggunaan teknologi cloud.
Andrik Supriadi dari CBNCloud menjelaskan bahwa sistem backup berbasis cloud mampu melindungi data perusahaan dari potensi serangan maupun bencana.
Dengan adanya perlindungan ini, bisnis dapat pulih dengan cepat, meminimalkan downtime, dan memastikan rantai pasok tetap berjalan lancar. Strategi ini diyakini menjadi kunci agar operasional logistik tetap aman sekaligus responsif terhadap situasi darurat.
Sinergi untuk Masa Depan Logistik Indonesia
Transformasi logistik tidak bisa berdiri sendiri. Butuh kolaborasi dari berbagai pihak agar tujuan besar bisa tercapai. Pemerintah hadir dengan regulasi yang mendukung, asosiasi industri seperti ALDEI menjembatani kepentingan pelaku usaha, sementara penyedia teknologi seperti CBNCloud menawarkan solusi berbasis AI dan cloud yang teruji.
Forum ini menjadi contoh konkret bahwa sinergi antarstakeholder dapat mempercepat perubahan positif. Melalui kolaborasi, ekosistem logistik Indonesia bisa berkembang lebih inklusif, dari skala besar hingga UMKM, sekaligus mampu menghadapi tantangan global.
Selain itu, penerapan teknologi cerdas ini bukan hanya sekadar mengikuti tren, tetapi juga investasi jangka panjang. AI dan cloud memberi peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan produktivitas, menekan biaya, dan menjaga keamanan data, yang pada akhirnya mendukung keberlanjutan bisnis di tengah persaingan ketat.
Transformasi logistik Indonesia kini berada di jalur yang semakin jelas. Dengan tiga pilar utama yang ditekankan dalam forum CBNCloud Connect administrasi berbasis AI, prediksi cerdas, serta keamanan cloud pelaku industri memiliki panduan yang konkret untuk bergerak maju.
“Pemerintah berkomitmen menghadirkan logistik yang lebih andal, efisien, dan berkelanjutan. Dengan dukungan teknologi AI dan cloud, kita berharap sektor ini bisa tumbuh menjadi tulang punggung perekonomian digital,” ungkap Imam Sedayu menutup forum tersebut.
Dengan komitmen yang kuat dan sinergi antar pihak, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadikan industri logistiknya sebagai salah satu yang paling kompetitif di kawasan. Transformasi ini tidak hanya menjawab kebutuhan saat ini, tetapi juga menyiapkan fondasi kokoh untuk masa depan.