JAKARTA - Dalam sebuah langkah monumental menuju inklusivitas pariwisata, Sangkanika Edugarden baru-baru ini dianugerahi penghargaan sebagai destinasi wisata ramah disabilitas, khususnya bagi tunanetra, oleh Dewan Pengurus Cabang Persatuan Tunanetra Indonesia (DPC Pertuni) Kabupaten Kuningan. Acara penghargaan ini dilaksanakan dengan penuh keterbukaan dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait pada Sabtu, 15 Februari 2025, di lokasi Sangkanika Edugarden.
Penghargaan ini diserahkan sebagai bentuk apresiasi terhadap komitmen Sangkanika Edugarden dalam menyediakan aksesibilitas yang merata bagi semua pengunjung, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan penglihatan. Dalam acara tersebut, tampak hadir para anggota DPC Pertuni Kuningan dan perwakilan dari media lokal serta nasional yang turut menyaksikan momen bersejarah ini.
Manajer Sangkanika Edugarden, Merdy Septian, menekankan pentingnya menciptakan lingkungan wisata yang inklusif. Acil, sapaan akrab Merdy, mengungkapkan bahwa menjadikan tempat wisatanya bisa diakses oleh semua kalangan merupakan tanggung jawab sosial yang harus diwujudkan oleh setiap pengelola wisata. Kami berusaha menyediakan ruang wisata yang bisa diakses oleh semua orang, termasuk tunanetra, agar mereka tetap bisa menikmati pengalaman wisata seperti pengunjung lainnya.
Sangkanika Edugarden menonjol dengan berbagai fasilitas yang dirancang untuk mempermudah mobilitas pengunjung dengan disabilitas. Fasilitas tersebut termasuk jalur khusus untuk pengguna kursi roda, toilet yang disesuaikan dengan kebutuhan disabilitas, dan area yang nyaman bagi pengunjung dengan keterbatasan fisik lainnya. Semua ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa wisata inklusif tidak hanya mungkin dilakukan, tetapi juga sangat penting dalam pembentukan masyarakat yang lebih peduli dan beradab.
Dalam sambutannya, Ketua DPC Pertuni Kabupaten Kuningan, Budi Hidayah, menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan atas upaya yang telah dilakukan oleh Sangkanika Edugarden. "Kami sangat mengapresiasi perhatian dan komitmen yang ditunjukkan oleh Sangkanika Edugarden. Ini lebih dari sekedar fasilitas, tetapi juga menunjukkan penghargaan terhadap hak-hak penyandang disabilitas, termasuk tunanetra," kata Budi.
Budi berharap penghargaan ini dapat menjadi katalis bagi destinasi wisata lain di kawasan Kuningan dan sekitarnya untuk lebih memperhatikan kebutuhan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas. “Jika lebih banyak destinasi wisata yang menyediakan fasilitas ramah disabilitas, maka lebih banyak orang yang dapat menikmati wisata tanpa hambatan. Kami berharap Sangkanika Edugarden bisa menjadi teladan bagi destinasi wisata lainnya,” tambahnya.
Rahmat, seorang pengunjung tunanetra, turut berbagi cerita tentang pengalamannya di Sangkanika Edugarden, yang membedakannya dari lokasi wisata lain yang pernah dia kunjungi. “Biasanya kami kesulitan menemukan tempat wisata yang dapat diakses dengan mudah. Namun di Sangkanika Edugarden, kami merasa dihargai dan bisa menikmati berbagai fasilitas wisata seperti pengunjung lainnya,” ungkap Rahmat dengan penuh kepuasan.
Selama ini, Sangkanika Edugarden tidak hanya fokus pada peningkatan fasilitas fisik tetapi juga aktif dalam mengedukasi masyarakat dan komunitas tentang pentingnya inklusivitas. Mereka bahkan sering mengadakan kegiatan yang melibatkan komunitas penyandang disabilitas dengan tujuan memperkuat persepsi masyarakat tentang pentingnya penghargaan terhadap hak-hak individu dengan kebutuhan khusus.
“Ke depan, kami akan terus berinovasi dan mengevaluasi setiap aspek fasilitas wisata kami untuk membangun tempat yang benar-benar inklusif. Kami ingin Sangkanika Edugarden menjadi contoh nyata bahwa wisata harus bisa diakses oleh semua orang, termasuk tunanetra,” tutup Acil dengan optimisme tinggi terhadap masa depan pariwisata yang lebih ramah bagi semua golongan.
Dengan penghargaan dan dukungan nyata dari masyarakat, diharapkan semakin banyak destinasi wisata yang terinspirasi untuk mengikuti jejak Sangkanika Edugarden, dalam menyediakan pengalaman wisata yang menyenangkan dan inklusif bagi semua kalangan. Inisiatif seperti ini tidak hanya memiliki dampak positif secara sosial, tetapi juga bisa meningkatkan citra pariwisata lokal di mata nasional dan internasional.