
JAKARTA - Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas vape atau rokok elektrik meningkat pesat, terutama di kalangan anak muda. Banyak orang menganggapnya sebagai alternatif yang lebih aman dibanding rokok konvensional. Namun, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Sejumlah penelitian dan pernyataan dari pakar medis justru menegaskan bahwa vape tetap membawa risiko kesehatan serius.
Vape memang terlihat menarik dengan berbagai rasa, asap yang tebal, dan kesan modern. Akan tetapi, di balik semua itu terdapat bahaya tersembunyi yang sering diabaikan. Dokter spesialis paru mengingatkan bahwa penggunaan vape sama berbahayanya dengan rokok biasa, bahkan bisa memicu penyakit berbahaya dalam jangka panjang.
Penjelasan Dokter Mengenai Kandungan Berbahaya dalam Vape
Baca Juga
Spesialis Paru dan Pernapasan Konsultan Onkologi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr. Jaka Pradipta, Sp.P (K) Onk, menegaskan bahwa vape bukanlah pilihan aman. Ia menyebut, “Di balik menyenangkan karena asapnya yang banyak, vape sangatlah berbahaya. Itu karena mengandung gas berbahaya seperti nikotin, propilen glikol, gliserol, logam berat, dan perasa yang harusnya masuk pada saluran pencernaan tapi masuk ke pernapasan sehingga mengganggu pernapasan,” ungkapnya.
Meskipun asap vape terlihat lebih sedikit dibanding rokok konvensional, kandungan zat kimianya tetap mengganggu kesehatan. Zat berbahaya tersebut masuk langsung ke saluran pernapasan, yang seharusnya hanya menerima udara bersih. Hal inilah yang membuat vape berpotensi merusak paru-paru.
Bahaya Vape terhadap Saluran Pernapasan
Menurut dr. Jaka, penggunaan vape berarti seseorang secara sadar memasukkan toksin ke dalam paru-paru. “Menggunakan vape itu artinya secara sadar memasukkan toksin langsung ke dalam paru-paru. Kadar toksin yang tadinya berjumlah kecil, justru secara sengaja kita menambahkannya ke saluran pernapasan kita. Ini akan menyebabkan kerusakan struktur paru-paru, dan menimbulkan peradangan jangka pendek hingga jangka panjang. Yang lebih berbahaya lagi, alat vape terbuat dari logam, yang turut terhisap ke dalam tubuh,” jelasnya.
Masuknya zat beracun ke saluran pernapasan dapat menyebabkan berbagai keluhan. Dalam jangka pendek, pengguna bisa mengalami iritasi, batuk, nyeri tenggorokan, hingga rasa pusing dan mual. Dalam jangka panjang, risiko yang ditimbulkan jauh lebih besar dan dapat mengancam jiwa.
Tanda-Tanda Vape Mulai Merusak Tubuh
Ada sejumlah gejala yang bisa dirasakan ketika organ tubuh mulai terdampak akibat penggunaan vape. Menurut penjelasan medis, beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain:
Iritasi saluran napas yang ditandai dengan rasa tidak nyaman ketika bernapas.
Batuk terus-menerus tanpa sebab yang jelas.
Nyeri tenggorokan akibat peradangan ringan pada jaringan.
Pusing dan mual sebagai reaksi tubuh terhadap paparan zat kimia.
Gejala tersebut mungkin terlihat sepele, namun menjadi indikasi awal adanya gangguan yang bisa berkembang lebih serius.
Dampak Jangka Panjang Vape
Risiko penggunaan vape tidak berhenti pada gejala ringan. Jika kebiasaan ini diteruskan, sejumlah penyakit berbahaya dapat muncul. Beberapa di antaranya adalah:
Popcorn lung disease, penyakit yang menyerang saluran pernapasan kecil sehingga menyebabkan sesak napas.
Kerusakan vili paru, yaitu bagian kecil paru-paru yang berfungsi menyaring oksigen.
Kanker paru, akibat paparan jangka panjang zat berbahaya dan logam berat.
Stroke dan serangan jantung, karena nikotin dan racun lain dapat merusak pembuluh darah.
Bahaya ini menunjukkan bahwa vape bukanlah pilihan aman untuk menggantikan rokok. Justru, dengan bentuk dan rasa yang beragam, vape sering kali membuat penggunanya lebih cepat ketergantungan.
Pentingnya Edukasi Mengenai Vape
Meningkatnya popularitas vape di kalangan anak muda perlu menjadi perhatian serius. Banyak pengguna yang belum memahami risiko kesehatan yang terkandung di dalamnya. Padahal, sekali tubuh terpapar, kerusakan yang ditimbulkan sulit untuk diperbaiki.
Edukasi mengenai bahaya vape harus terus digencarkan, baik melalui tenaga medis, sekolah, maupun lingkungan keluarga. Dengan pemahaman yang tepat, diharapkan generasi muda dapat membuat pilihan lebih bijak demi kesehatan jangka panjang.
Meski terlihat modern dan bervariasi dalam rasa, vape tetap menyimpan bahaya besar bagi kesehatan. Menurut penjelasan dr. Jaka Pradipta, vape mengandung nikotin, logam berat, dan berbagai zat kimia lain yang berpotensi merusak paru-paru serta organ tubuh lainnya.
Dalam jangka pendek, pengguna bisa mengalami batuk, nyeri tenggorokan, pusing, hingga mual. Sedangkan dalam jangka panjang, risiko penyakit serius seperti popcorn lung, kanker paru, stroke, dan serangan jantung semakin meningkat.
Pesan pentingnya jelas: vape bukanlah pilihan aman. Menghindarinya adalah langkah terbaik untuk menjaga kesehatan paru-paru dan mencegah penyakit berbahaya. Dengan kesadaran yang lebih tinggi, masyarakat khususnya generasi muda dapat terhindar dari bahaya laten yang dibawa oleh rokok elektrik ini.

Sindi
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Acer Perkenalkan Swift Go 14 OLED dengan Layar Jernih dan Baterai Tahan Lama
- Rabu, 10 September 2025
Terpopuler
1.
10 Keuntungan UMKM Maksimal dengan Sertifikasi Halal
- 10 September 2025
2.
Jadwal Terbaru Kereta Api Bandara YIA Jogja Lengkap
- 10 September 2025
3.
Perbandingan Biaya Transportasi Indonesia Dengan Negara Tetangga
- 10 September 2025
4.
Penerbangan Surabaya Banyuwangi Hadirkan Peluang Pariwisata Baru
- 10 September 2025
5.
Cimanggis Depok Jadi Magnet Properti Hunian Premium
- 10 September 2025