PLN Indonesia Power Perluas Manfaat FABA PLTU Adipala dengan Fokus Pemberdayaan Napi
- Minggu, 09 Februari 2025

Cilacap – PT PLN (Persero) melalui anak usahanya, PLN Indonesia Power (PLN IP), berkolaborasi dengan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (IMIPAS) dalam program Nusakambangan Berdaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan limbah abu sisa pembakaran batubara (fly ash and bottom ash atau FABA) dari PLTU Adipala. Program ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah FABA dengan mengolahnya menjadi bahan bangunan dan pupuk, yang akan dikelola oleh warga binaan di Lapas Nusakambangan, Cilacap.
Kerja sama ini secara resmi dimulai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, di PLTU Adipala, Cilacap, pada Rabu (5/2/2025). Inisiatif ini sejalan dengan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) serta berkontribusi dalam pengembangan infrastruktur dan ekonomi sirkular berbasis kerakyatan.
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, mengapresiasi sinergi antara pihaknya dengan PLN dan PLN Indonesia Power, yang dinilai memberikan dampak positif bagi lingkungan serta memberdayakan warga binaan di Lapas Nusakambangan.
Baca JugaJadwal Kapal PELNI KM Bukit Siguntang September hingga Oktober 2025
“Kami sangat mengapresiasi dukungan PLN dalam memberdayakan warga binaan di Lapas Nusakambangan. Dengan mengolah FABA menjadi produk bernilai ekonomi, kami berharap program ini dapat membantu mereka dalam membangun kemandirian ekonomi,” ujar Agus.
Melalui program ini, para warga binaan akan mendapatkan pelatihan dalam mengolah FABA menjadi bahan bangunan, seperti batako, paving block, dan genteng. Sebagai tahap awal, material hasil olahan FABA akan digunakan untuk membangun Balai Latihan Kerja (BLK) bagi warga binaan.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa PLN tidak hanya berfokus pada penyediaan listrik, tetapi juga berperan dalam pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat, termasuk di lingkungan lapas.
“Seluruh pembangkit PLN kini menjadi pusat perbaikan lingkungan, sosial, dan kesejahteraan masyarakat. Kami ingin memastikan bahwa keberadaan pembangkit listrik tidak hanya menghasilkan energi, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan,” kata Darmawan.
Darmawan juga menekankan bahwa FABA merupakan limbah hasil pembakaran batu bara yang memiliki potensi ekonomi tinggi dan dapat diolah menjadi produk berkualitas. Di masa depan, diharapkan produk-produk berbasis FABA dari warga binaan Lapas dapat berkontribusi dalam ekonomi sirkular, menghadirkan solusi berkelanjutan bagi masyarakat dan pemerintah daerah dengan harga yang lebih terjangkau.
“Kami ingin memastikan pelatihan ini memberikan manfaat nyata, sehingga setelah mereka menyelesaikan masa pembinaan, warga binaan dapat memiliki keterampilan yang berguna untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa PLTU Adipala dengan kapasitas 660 MW mengonsumsi sekitar 2 juta ton batubara sepanjang 2024, yang menghasilkan sekitar 78.282 ton FABA.
“Limbah FABA dari PLTU Adipala ini dapat diolah menjadi berbagai produk bermanfaat, termasuk bahan material untuk konstruksi dan pupuk guna mendukung sektor pertanian,” ungkap Edwin.
Pemanfaatan FABA oleh warga binaan Lapas Nusakambangan tidak hanya memberikan bekal keterampilan bagi mereka setelah bebas, tetapi juga mendorong perekonomian berbasis kerakyatan.
“Penggunaan FABA ini mampu menciptakan efek berganda, baik dalam aspek lingkungan, pembangunan infrastruktur, maupun ekonomi,” tambahnya.
Senior Manager PLN IP UBP PLTU Adipala, I Wayan Arimbawa, menjelaskan bahwa produk bahan bangunan berbasis FABA memiliki daya tahan lebih baik dibandingkan material konvensional. Proses pengolahannya meliputi beberapa tahap, mulai dari persiapan material, pencampuran dengan semen, pencetakan, hingga proses pengeringan selama 14 hari agar kualitasnya maksimal.
“Mesin pencetak paving ini dirancang dengan mekanisme sederhana, mudah digunakan, dan mampu menghasilkan berbagai jenis paving serta batako. Produk paving dari FABA menjadi salah satu yang paling diminati masyarakat karena ekonomis dan memiliki nilai jual tinggi,” ujar Wayan.

Redaksi
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
PLTS Dorong Pemanfaatan Energi Bersih di Indonesia
- 08 September 2025
2.
Terumbu Karang PLTU Batang Dukung Ekowisata
- 08 September 2025
3.
ULTIMA PLN Icon Plus Permudah Home Charging EV
- 08 September 2025
4.
Kilang Cilacap Tingkatkan Budaya Keselamatan Kerja
- 08 September 2025
5.
KUR BRI 2025 Tawarkan Angsuran Ringan Mudah
- 08 September 2025