
JAKARTA - Fenomena viral di media sosial tampaknya tidak pernah berhenti mengejutkan. Salah satu istilah terbaru yang mendominasi jagat maya adalah "pedot," yang berasal dari bahasa Jawa. Kata ini telah menjadi pembicaraan hangat di platform terkenal seperti TikTok, dan penggunaannya yang meluas mencerminkan kepopuleran dan pengaruh bahasa daerah dalam kancah internasional.
Kata "pedot" dalam bahasa Jawa secara harfiah berarti "putus" dalam Bahasa Indonesia. Namun, penggunaannya—baik secara literal maupun kiasan—telah merambah berbagai aspek kehidupan. Ungkapan seperti "hubungane wis pedot" menunjukkan makna hubungan yang telah terputus, sementara "sinyale pedot-pedot" digunakan untuk menggambarkan sinyal internet yang tidak stabil.
Kisah Viral di TikTok
Viralnya istilah "pedot" tidak lepas dari peran media sosial, khususnya TikTok. Seorang ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) bernama Soni menjadi celeb dadakan ketika unggahan video dirinya yang sedang menyanyikan kata "pedot" berulang kali, tersebar luas. Video ini diunggah oleh Purnomo, seorang polisi yang juga berprofesi sebagai konten kreator. "Saya tidak menyangka video tersebut akan menjadi viral dan banyak dibicarakan orang," ungkap Purnomo. Hal ini membuktikan, bahwa media sosial adalah platform yang sangat efektif untuk menyebarluaskan konsep dan istilah dari bahasa daerah.
Arti Filosofis dan Budaya dalam “Pedot”
Penggunaan "pedot" tidak hanya berhenti pada arti putus secara harfiah. Dalam budaya Jawa, istilah ini mengandung filosofis kehidupan yang kaya. Misalnya, "ojo pedhot oyot" adalah ungkapan yang mengingatkan seseorang agar tidak lupa asal-usul dan nilai-nilai dasar mereka. Kata ini sering menjadi refleksi dalam hubungan sosial dan emosional, seperti ungkapan "pedot tresno" atau putus cinta.
Bahkan dalam dunia politik, kata ini telah mendapatkan popularitas khusus. Ganjar Pranowo, mantan Gubernur Jawa Tengah, menggunakan frasa "pedot oyot" dalam pidatonya, yang dalam konteks politik menegaskan agar para pemimpin tidak terputus dari akar perjuangan dan nilai-nilai dasar. "Frasa tersebut mengingatkan kita pentingnya berpegang pada prinsip dan asal kita," jelas Ganjar.
Pengaruh dalam Teknologi dan Seni
Selain dalam percakapan sehari-hari dan politik, istilah "pedot" juga merambah ke dunia teknologi. Misalnya, dalam menggambarkan masalah konektivitas internet yang tidak stabil: "internetku pedot-pedot", yang artinya koneksi internet sering terputus-putus. Fenomena ini menunjukkan betapa fleksibelnya kata "pedot" dalam menggambarkan berbagai situasi.
Dari sisi seni dan sastra, "pedot" sering digunakan sebagai metafora untuk perpisahan atau akhir dari suatu cerita. Dalam cerita wayang, misalnya, istilah ini sering menggambarkan hubungan yang terputus akibat fitnah atau intrik, menambah kekayaan bahasa dan ekspresi dalam karya seni.
Meme dan Konten Kreatif Lainnya
Seiring dengan tren media sosial, istilah "pedot" telah diadopsi dalam berbagai meme, parodi, dan bentuk konten kreatif lainnya. Hal ini memperlihatkan bagaimana sebuah kata dari bahasa daerah dapat mendunia melalui kreativitas dan humor orang-orang yang menggunakannya. "Penggunaan istilah seperti ini meningkatkan kesadaran budaya dan menambah warna dalam percakapan digital," kata seorang pakar media sosial.
Baca Juga

David
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Acer Perkenalkan Swift Go 14 OLED dengan Layar Jernih dan Baterai Tahan Lama
- Rabu, 10 September 2025
Terpopuler
1.
8 Mobil Listrik Modern Hadir dengan Aplikasi Canggih
- 10 September 2025
2.
Makanan Tradisional Jepang Mendukung Umur Panjang Sehat
- 10 September 2025
3.
Daftar Harga BBM Pertamina Seluruh Indonesia Hari Ini
- 10 September 2025
4.
PLN Pastikan Tarif Listrik September 2025Tetap Stabil
- 10 September 2025
5.
Harga Minyak Naik, Prospek Ekonomi Tetap Menjanjikan
- 10 September 2025