
JAKARTA - Pasar komoditas global kembali menunjukkan dinamika menarik pada penutupan perdagangan Rabu, 17 September 2025.
Beberapa komoditas utama mencatat penurunan harga, sementara sebagian lainnya justru menguat tipis. Kondisi ini mencerminkan bagaimana faktor eksternal seperti kebijakan moneter, tingkat permintaan, dan ketersediaan pasokan mempengaruhi pergerakan harga di pasar dunia.
Harga minyak mentah menjadi salah satu sorotan karena mengalami penurunan cukup signifikan. Pergerakan negatif ini dipengaruhi oleh meningkatnya stok solar di Amerika Serikat, yang memunculkan kekhawatiran soal lemahnya permintaan energi di masa mendatang. Di saat bersamaan, langkah Federal Reserve AS memangkas suku bunga sesuai ekspektasi pasar juga turut memberi pengaruh pada perdagangan.
Baca JugaPupuk Kaltim Kembangkan Agrosolution, Produktivitas Panen Meningkat
Sementara minyak mentah, nikel, dan timah kompak melemah, komoditas seperti batu bara serta minyak kelapa sawit (CPO) justru berhasil menorehkan kenaikan tipis. Perbedaan arah gerak harga ini memperlihatkan karakteristik unik masing-masing komoditas yang tidak selalu sejalan dengan tren energi global.
Minyak Mentah Mengalami Tekanan
Harga minyak mentah dunia turun setelah pasar diguncang data peningkatan stok solar di Amerika Serikat. Situasi ini membuat investor khawatir bahwa permintaan energi di negeri Paman Sam bisa melambat dalam jangka pendek. Padahal, minyak mentah selama ini menjadi barometer utama dalam perdagangan komoditas energi.
Pada penutupan perdagangan, harga minyak mentah Brent berjangka turun 52 sen atau 0,76 persen menjadi USD 68,22 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 47 sen atau 0,73 persen menjadi USD 64,05 per barel. Angka ini menunjukkan adanya tekanan konsisten di dua acuan harga minyak utama dunia.
Faktor eksternal lain yang ikut berperan adalah keputusan Federal Reserve AS yang memangkas suku bunga. Meski langkah ini sudah sesuai dengan ekspektasi pasar, investor tetap menilai bahwa kondisi permintaan energi global masih rapuh sehingga harga minyak belum mampu berbalik menguat.
Batu Bara Catat Kenaikan Tipis
Berbeda dengan minyak mentah, harga batu bara justru menunjukkan tren positif pada perdagangan yang sama. Dorongan permintaan dari negara-negara Asia dan adanya penyesuaian pasokan membuat harga komoditas ini mampu ditutup menguat.
Menurut bursa ICE Newcastle (Australia), harga kontrak batu bara untuk pengiriman Oktober 2025 naik 1,05 persen menjadi USD 106,55 per ton. Peningkatan ini menjadi sinyal bahwa pasar batu bara masih cukup bergairah, terutama untuk memenuhi kebutuhan industri dan pembangkit listrik.
Batu bara hingga kini masih menjadi salah satu sumber energi utama di berbagai negara berkembang. Meski tren transisi energi sedang gencar didorong, permintaan terhadap batu bara tetap terjaga karena faktor biaya yang relatif lebih murah dan ketersediaan pasokan yang cukup besar.
CPO Ikut Menguat
Selain batu bara, harga crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit juga menorehkan penguatan. Pergerakan ini dipengaruhi oleh tren permintaan global yang stabil, terutama dari negara-negara importir utama seperti India dan Tiongkok.
Berdasarkan data Tradingeconomics, harga CPO naik 0,07 persen menjadi MYR 4.448 per ton. Meski kenaikan terlihat tipis, hal ini tetap menunjukkan sentimen positif bagi pelaku industri kelapa sawit.
CPO menjadi salah satu komoditas ekspor andalan sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Malaysia. Dengan harga yang cenderung stabil, sektor ini diperkirakan masih akan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian kawasan.
Nikel Tertekan di Pasar Global
Komoditas logam juga tidak luput dari gejolak pasar. Harga nikel pada penutupan perdagangan Rabu (17/9) ditutup melemah. Sentimen dari perlambatan permintaan industri baja tahan karat serta faktor pasokan menjadi pemicu utama penurunan harga logam ini.
Data dari London Metal Exchange (LME) menunjukkan harga nikel turun 0,15 persen menjadi USD 15.405 per ton. Meski penurunannya tidak terlalu besar, hal ini tetap menandai adanya tekanan pada pasar logam dasar.
Sebagai bahan penting dalam produksi baterai kendaraan listrik, harga nikel sebenarnya sangat dipengaruhi tren transisi energi global. Namun, untuk jangka pendek, dinamika permintaan industri tradisional masih memegang peran besar dalam menentukan arah harga.
Timah Alami Koreksi Terbesar
Dari semua komoditas yang diperdagangkan, timah menjadi salah satu yang mencatat penurunan paling tajam. Kelebihan pasokan di pasar global dan melemahnya permintaan dari sektor elektronik membuat harga timah terkoreksi cukup dalam.
Menurut data London Metal Exchange (LME), harga timah turun 1,54 persen menjadi USD 34.345 per ton. Penurunan ini jauh lebih dalam dibandingkan logam lainnya yang hanya melemah tipis.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pasar timah masih menghadapi tantangan berat. Sebagai komoditas yang erat kaitannya dengan industri elektronik, fluktuasi permintaan global sangat cepat memengaruhi stabilitas harga.
Secara keseluruhan, perdagangan komoditas pada Rabu, 17 September 2025, menunjukkan arah yang bervariasi. Minyak mentah, nikel, dan timah mengalami tekanan harga, sementara batu bara dan CPO justru naik tipis.
Kondisi ini menegaskan bahwa masing-masing komoditas memiliki karakteristik unik yang dipengaruhi faktor berbeda, mulai dari stok energi, permintaan global, hingga kebijakan moneter. Investor perlu mencermati setiap perkembangan karena gejolak harga bisa terjadi sewaktu-waktu.
Bagi negara-negara produsen, tren harga ini menjadi bahan evaluasi penting untuk menjaga stabilitas sektor energi dan logam, sekaligus memanfaatkan peluang di tengah pergeseran pasar global.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Spesifikasi Redmi Pad SE, Tablet Premium Harga Terjangkau
- 18 September 2025
2.
Realme 15 Lite 5G, Smartphone Tangguh dengan Performa Andal
- 18 September 2025
3.
Acer Connect M4 5G Hadir dengan Konektivitas Cepat dan Andal
- 18 September 2025
4.
Lenovo Legion 7i 16IAX10, Spesifikasi Lengkap dan Performa Tinggi
- 18 September 2025
5.
OnePlus 13R, Spesifikasi Flagship Harga Lebih Terjangkau
- 18 September 2025