
JAKARTA - Memasuki bulan Oktober 2025, masyarakat Indonesia kembali memperingati Bulan Inklusi Keuangan (BIK).
Momen ini bukan hanya sebagai peringatan tahunan, tetapi juga pengingat pentingnya literasi dan inklusi keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Dengan meningkatnya akses terhadap produk dan layanan keuangan, tantangan berikutnya adalah bagaimana memanfaatkan produk tersebut secara tepat dan bijak agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi pengelolaan keuangan pribadi maupun keluarga.
Baca Juga
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa inklusi keuangan bukan sekadar soal ketersediaan produk keuangan di tangan masyarakat, tetapi juga bagaimana produk tersebut digunakan dengan cerdas dan sesuai kebutuhan.
Dalam unggahan resmi di akun Instagram @OJKindonesia pada Senin, 6 Oktober 2025, OJK menulis, “Inklusi keuangan itu bukan hanya soal akses, tetapi juga pemanfaatan produk dan layanan keuangan yang terjangkau, berkualitas, dan sesuai kebutuhan.”
Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan: Gambaran Saat Ini
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 menunjukkan kemajuan yang menggembirakan dalam tingkat inklusi keuangan di Indonesia, dengan indeks mencapai 80,51 persen.
Hal ini berarti mayoritas masyarakat kini sudah memiliki akses ke produk keuangan formal. Namun, di sisi lain, indeks literasi keuangan masih berada di angka 66,46 persen, menunjukkan masih ada sebagian masyarakat yang belum benar-benar memahami produk keuangan yang mereka miliki.
Data tersebut menggambarkan kondisi yang penting untuk diantisipasi. Memiliki produk keuangan saja tidak cukup bila masyarakat tidak memahami manfaat dan risiko yang melekat.
Karena itu, OJK mengambil peran aktif memberikan edukasi dan panduan praktis agar masyarakat dapat menggunakan produk keuangan secara optimal.
Lima Langkah Cerdas Memanfaatkan Produk Keuangan
Sebagai upaya mendorong pemanfaatan produk keuangan yang lebih bijak, OJK membagikan lima cara cerdas yang bisa diterapkan masyarakat dalam mengelola keuangan.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat mengoptimalkan manfaat dari produk dan layanan keuangan yang ada.
1. Gunakan Tabungan Secara Strategis
Memilih jenis tabungan yang sesuai kebutuhan menjadi langkah awal yang penting. Misalnya, membuka tabungan khusus dana darurat, pendidikan anak, atau modal usaha. Menabung secara rutin, meskipun dalam nominal kecil, tetap berdampak positif dalam jangka panjang.
Masyarakat juga diingatkan untuk memperhatikan suku bunga, biaya administrasi, serta kemudahan layanan digital banking yang mendukung aktivitas menabung.
2. Miliki Proteksi Finansial
Asuransi menjadi alat penting dalam melindungi diri dan keluarga dari risiko tak terduga seperti sakit, kecelakaan, atau kehilangan aset.
OJK menganjurkan masyarakat memilih produk asuransi yang sesuai dengan kemampuan finansial dan kebutuhan, sehingga perlindungan dapat optimal tanpa membebani anggaran.
3. Investasikan Sesuai Tujuan
Investasi dapat dimulai dari nominal kecil, dengan memperhatikan tujuan dan risiko yang dapat diterima. Hindari keputusan investasi yang didasarkan pada tren sesaat atau informasi yang tidak jelas.
Diversifikasi investasi disarankan agar risiko dapat tersebar, seperti berinvestasi melalui reksa dana, emas, atau Surat Berharga Negara (SBN).
4. Gunakan Kredit dengan Cermat
Pemanfaatan kredit sebaiknya difokuskan pada kebutuhan produktif yang dapat mendukung peningkatan pendapatan, bukan untuk konsumsi yang tidak mendesak. Idealnya, cicilan kredit tidak melebihi 30 persen dari penghasilan bulanan.
Sebelum menandatangani perjanjian kredit, masyarakat disarankan untuk teliti membaca bunga, tenor, dan syarat lainnya agar tidak mengalami masalah keuangan di kemudian hari.
5. Manfaatkan Layanan Digital dengan Aman
Kemudahan layanan keuangan digital seperti mobile banking, QRIS, dan dompet digital membuka peluang transaksi yang praktis dan cepat. Namun, keamanan harus menjadi prioritas utama.
Pastikan layanan yang digunakan berizin resmi dari OJK atau Bank Indonesia. Pengguna juga dianjurkan mengaktifkan fitur keamanan ganda dan tidak membagikan data pribadi secara sembarangan.
Harapan OJK dan Fokus Pemerintah
OJK berharap bahwa langkah-langkah ini dapat membantu masyarakat menjadi lebih bijak dalam memilih dan menggunakan produk keuangan, baik yang berasal dari lembaga perbankan maupun nonbank.
Peningkatan literasi keuangan adalah kunci untuk meningkatkan inklusi keuangan yang berkualitas, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari sistem keuangan formal.
Pemerintah Indonesia menjadikan literasi dan inklusi keuangan sebagai fokus utama untuk memastikan semua warga negara memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses dan memanfaatkan layanan keuangan. Dengan demikian, kesejahteraan masyarakat diharapkan dapat meningkat secara merata dan berkelanjutan.
Memperingati Bulan Inklusi Keuangan Oktober 2025, OJK menegaskan bahwa inklusi keuangan harus lebih dari sekadar akses terhadap produk. Pemanfaatan produk keuangan secara tepat dan bijak adalah kunci utama untuk mengoptimalkan manfaatnya.
Lima cara cerdas yang disampaikan OJK dapat menjadi panduan praktis bagi masyarakat dalam mengelola tabungan, asuransi, investasi, kredit, dan layanan digital.
Dengan literasi keuangan yang lebih baik, masyarakat diharapkan dapat mengambil keputusan keuangan yang lebih matang dan menghindari risiko yang tidak perlu.
Pada akhirnya, tujuan inklusi keuangan adalah mewujudkan kesejahteraan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sindi
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Jenis KUR Bank Mandiri 2025: Persyaratan Lengkap dan Simulasi Angsuran
- Senin, 06 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham BNI Sekuritas Hari Ini
- 06 Oktober 2025
2.
BTN Pimpin Penyaluran KPR FLPP dengan 37 Persen Tahun 2025
- 06 Oktober 2025
3.
4.
Ahli Ungkap Risiko Kesehatan Bantal Jika Tidak Diganti
- 06 Oktober 2025
5.
Cara Menyimpan Kopi Biji Agar Selalu Segar dan Aromatik
- 06 Oktober 2025