
JAKARTA - Tragedi kematian anak-anak kembali terjadi akibat konsumsi obat batuk tercemar di India. Hingga Rabu, 8 Oktober 2025, jumlah korban meninggal di negara bagian Madhya Pradesh bertambah menjadi 20 anak, sementara lima lainnya masih berjuang melawan gagal ginjal akut.
Sirup Coldrif yang mereka konsumsi mengandung bahan kimia beracun diethylene glycol hingga 45%, zat yang dikenal memicu kerusakan ginjal dan kematian.
Kronologi Korban dan Penanganan Medis
Wakil Ketua Menteri Madhya Pradesh, Rajendra Shukla, menyebut dari 20 anak yang meninggal, 17 berasal dari distrik Chhindwara, dua dari Betul, dan satu anak dari Pandhurna. “Dua anak meninggal hari ini dan satu meninggal tadi malam. Sebelumnya sudah ada 17 korban jiwa,” ungkap Shukla saat meninjau rumah sakit di Nagpur, dikutip dari The Hindu.
Baca Juga
Kelima anak yang masih dirawat kini berada di berbagai rumah sakit, termasuk Government Medical College Nagpur dan AIIMS. Pemerintah Madhya Pradesh berjanji menanggung seluruh biaya pengobatan mereka. “Pemerintah telah membentuk tiga tim untuk membantu keluarga korban selama masa perawatan di Nagpur,” ujar pernyataan resmi pemerintah.
Asal Usul Sirup dan Kandungan Beracun
Kasus ini bermula saat anak-anak mengalami demam dan flu, lalu mengonsumsi sirup Coldrif yang diproduksi oleh Sresan Pharmaceuticals, Kancheepuram, Tamil Nadu. Bahan beracun diethylene glycol yang terkandung hingga 45% dalam sirup ini menjadi penyebab utama gagal ginjal akut. Setelah temuan ini, otoritas obat di Tamil Nadu dan Madhya Pradesh langsung melarang peredaran produk tersebut.
Tersangka dan Kontroversi Hukum
Polisi menangkap Dr. Praveen Soni, seorang dokter anak di distrik Parasia, yang diduga meresepkan Coldrif kepada banyak anak yang meninggal. Selain itu, pihak pabrikan ditetapkan sebagai tersangka, dan tim investigasi khusus (SIT) dibentuk untuk menelusuri kasus ini.
Penangkapan Dr. Soni memicu gelombang protes dari kalangan medis. Ratusan dokter di Chhindwara melakukan demonstrasi dan mogok kerja tanpa batas waktu, menuntut pembebasan dokter senior tersebut. Dr. Ankur Batra, sekretaris Asosiasi Medis India cabang Parasia, menegaskan, “Dia bukan kriminal, tapi dokter senior yang hanya menjalankan tugas. Pemerintah seharusnya menindak produsen obat dan pihak yang menyetujui penggunaannya.”
Selain dokter, dokter gigi, apoteker, dan asosiasi farmasi lokal juga bergabung dalam aksi solidaritas. Sebuah aksi damai dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 8 Oktober 2025.
Sorotan pada Pengawasan Kualitas Obat
Tragedi ini kembali menyoroti lemahnya pengawasan kualitas obat di India. Beberapa tahun terakhir, kasus serupa menimpa sirup batuk di Gambia, Uzbekistan, dan Kamerun, menewaskan banyak anak. Laporan menunjukkan, tak ada satu pun negara bagian di India yang sepenuhnya mematuhi standar mutu obat yang ditetapkan pemerintah pusat.
Kasus sirup batuk Coldrif ini menjadi peringatan keras terkait keamanan obat, terutama yang dikonsumsi anak-anak. Tidak hanya mengancam kesehatan, tetapi juga memunculkan konflik hukum dan protes dari tenaga medis.
Pemerintah dan otoritas terkait kini menghadapi tekanan besar untuk memastikan keadilan bagi korban sekaligus mencegah tragedi serupa terjadi lagi.

Aldi
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
15 Rekomendasi Kuliner Sarapan Ringan Banjarmasin Legendaris dan Murah
- Kamis, 09 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Xavier Marks Dorong Perluasan Pasar Properti Indonesia
- 09 Oktober 2025
2.
Lelang Merchandise MotoGP Mandalika Hasilkan Rp63 Juta
- 09 Oktober 2025
3.
Optimisme Penerbitan Obligasi Multifinance Hingga Akhir Tahun
- 09 Oktober 2025
4.
Rupiah Bergerak Dinamis, Peluang Penguatan Masih Terbuka
- 09 Oktober 2025